BITUNG - Berkoalisinya PDI Perjuangan dan Partai Golkar di Pilkada Bitung 2024 menjadi catatan sejarah. Pasal kerjasama politik dua Partai tua itu baru pertama kali terjadi. Hal itu disikapi Bakal calon Walikota Geraldi Mantiri bahwa Perbedaan itu hal positif, bisa menyatu dan menjadi kekuatan.
Sebagaimana disampaikan Geraldi di acara peresmian Posko GM-Win Kecamatan Matuari pada Minggu (08/09/2024) sore, Bersama-sama bakal calon Wakil Walikota Erwin Wurangian saat meresmikan posko tersebut.
Baca juga:
Tony Rosyid: Prabowo Tidak Akan Cawe-Cawe
|
Dirinya mengakui koalisi PDI Perjuangan dan Partai Golkar bukan hal yang mudah diwujudkan. Oleh karena dalam merealisasikan penuh tantangan baik yang bersifat internal maupun eksternal masing-masing partai.
“Karena sebelum terealisasi, berkoalisi di Pilkada Bitung banyak gangguan yang muncul dari luar. Contohnya ada yang memanas-manasi, dengan bahasa "paling ujung-ujungnya berselisih. " Itu yang disampaikan mereka untuk mengganggu kami, ” ungkapnya.
Namun Sambungnya, seiring berjalannya waktu, tantangan di atas bisa dilalui dengan baik. "Kami berdua bisa mengatasi kondisi itu karena ada kesepahaman yang terjadi." Jelasnya
Politisi muda Visioner ini pun menyampaikan terima kasihnya kepada Erwin, terlebih khusus ke pimpinan masing-masing partai di tingkat provinsi dan pusat.
Baca juga:
Tony Rosyid: Anies-Kaesang Paslon Tunggal?
|
Dirinya menegaskan komitmennya merawat perbedaan. Bahwa perbedaan itu tak perlu diutak-atik, tetapi dijadikan modal berharga dalam membangun daerah ketika nanti terpilih sebagai Walikota dan Wakil Walikota Bitung.
" Pak Erwin tidak perlu menjadi merah untuk membangun daerah, begitu juga dengan saya, tidak harus menjadi kuning untuk kepentingan masyarakat. Dan ini juga berlaku untuk teman-teman partai pendukung. Partai Buruh, Partai Bulan Bintang, Partai Ummat, Partai Gelora dan Partai Kebangkitan Nusantara. Biarkan kita tetap dengan warna kita masing-masing, karena warna-warni itu modal penting untuk membangun daerah, ” tandasnya.
Baca juga:
Tony Rosyid: MK Tidak Butuh Rehabilitasi?
|
Berdasarkan data dihimpun, PDI Perjuangan dan Partai Golkar memang baru pertama kali berkoalisi di Pilkada Bitung. Hal ini berlaku sejak tahun 2004 silam, ketika pemilihan umum oleh masyarakat langsung mulai diberlakukan.
Pada Pilkada Bitung 2005 misalnya, PDI Perjuangan mengusung pasangan almarhum Milton Kansil dan Dirk Lengkong, sedangkan Partai Golkar menjagokan almarhum Fenny Wurangian dan almarhum Rosma Idris. Lanjut ke Pilkada 2010, PDI Perjuangan kala itu mengajukan pasangan Ramoy Markus Luntungan dan Yondries Kansil, sementara Partai Golkar mengusung Robert Lahindo dan Meity Kolang.
Beda jalan itu terus berlanjut ke Pilkada 2015. PDI Perjuangan bersama koalisinya mengusung pasangan Max Lomban dan Maurits Mantiri, sedangkan Partai Golkar dan koalisi mengusung pasangan Aryanthi Baramuli Putri dan Santy Gerald Luntungan.
Terakhir, Pilkada 2020 lalu PDI Perjuangan mencalonkan pasangan Maurits Mantiri-Hengky Honandar, sementara Partai Golkar dan koalisinya mengusung Victorin Lengkong-Gunawan Pontoh.(***)